Dari petang malam yang menjelma menjadi fajar. Dari suara burung hantu mencekam yang menjelma menjadi kicauan burung kenari di esok hari. Pesona fajar ialah selalu tentang embun dan kabut pagi. Namun serupa halnya dengan mahluk, kelemahannya fajar ialah tak mampu menampakkan eksotisnya bintang, rasi bintang dan rembulan.
Kala roda-roda besi berseliweran dalam bingkai hiruk pikuk dunia. Tak pikun pula visi hidup manusia kota dengan satu pepatah ini.
“Siapa orang yang mampu bangun lebih pagi, niscaya ia akan sukses”.
Sungguh dinamika untaian kata yang kerapkali mudah merasuk dangkalnya pemikiran para insani bumi. Sejak kapan kita rajin bangun pagi dan berpakaian rapi ?
Apakah sejak kita mulai larut oleh gemerlap duniawi ? Bukankah jabatan itu hanyalah ilusi yang dibuat oleh society ?
Bukankah kekayaan yang tercermin dalam besaran saldo rekening mu hanyalah deretan angka yang semakin hari pastilah tergerus inflasi?
Kita sering mendefinisikan bahwa pemandangan alam yang indah ialah ibarat surga duniawi. Kita juga tak pernah absen berucap bahwa megahnya pusat perbelanjaan ibarat surga duniawi.
Lantas, surga mana yang menampung gelapnya dunia malam kota?
Surga mana yang membiarkan kaum-kaum pinggiran menderita atas kutukan takdir ?
Surga mana yang mewadahi jutaan orang kikir yang tanpa empati ?
Kita terlalu mudah terdoktrin rangkaian kata mutiara. Kita terlalu mudah mengiyakan olahan ludah motivator. Kita terlalu mudah menelan mentah-mentah suatu dogma. Kita terlalu mudah disuntiki ajaran yang pada kenyataannya bernilai dangkal.
Sungguh, dunia dan seisinya ini hanyalah sebuah kerumunan belaka. Jabatan mu kelak tiada guna di surga. Milyaran saldo ATM-mu hanya simbolitas pengenyang hawa nafsumu. Rumahmu hanya singgahan hidup semata. Dan anggun parasmu, hanya topeng pemanis sandiwara dalam bercengkerama.
Surga yang sesungguhnya tidak pernah menjanjikan kemiripan dirinya dengan dunia yang hakikatnya fana. Surga yang suci-mulia tak pernah mengklaim dirinya dipenuhi orang-orang suci tanpa dosa. Pada hakikatnya, dunia hanya menjadi neraka temporer bagi mereka yang taat. Dan dunia bagaikan surga bagi mereka yang laknat.
Tabik, Satifa Agatha